Empat Jenis Teori Masyarakat
TEORI-TEORI KOMUNIKASI
Jenis-jenis Teori Komunikasi
Littlejohn (1966:21) mengatakan, berdasarkan kaedah penjelasan serta cakupan objek pengamatan, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibahagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok ‘teori-teori umum’, kelompok kedua adalah kelompok teori-teori kontekstual.
Ada empat jenis teori dalam kelompok teori-teori umum, namun digunakan secara efektif dalam kancah-kancah komunikasi, iaitu :
1. teori-teori fungsionalisme dan struktural,
2. teori-teori behavioralisme dan cognitive,
3. teori-teori konvensial dan interaksional,
4. teori-teori kritis dan interpretatif.
Jenis-jenis Teori Komunikasi
Littlejohn (1966:21) mengatakan, berdasarkan kaedah penjelasan serta cakupan objek pengamatan, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibahagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok ‘teori-teori umum’, kelompok kedua adalah kelompok teori-teori kontekstual.
Ada empat jenis teori dalam kelompok teori-teori umum, namun digunakan secara efektif dalam kancah-kancah komunikasi, iaitu :
1. teori-teori fungsionalisme dan struktural,
2. teori-teori behavioralisme dan cognitive,
3. teori-teori konvensial dan interaksional,
4. teori-teori kritis dan interpretatif.
Sementara itu, kelompok teori-teori kontekstual terdiri dari teori-teori tentang :
1. komunikasi interpersonal,
2. komunikasi berkumpulan,
3. komunikasi organisasi,
4. komunikasi massa.
a. Teori-teori Umum
1. Teori-teori fungsional dan struktural
Ciri dan jenis teori dibangun berdasarkan dasar teori, iaitu:
(1) masyarakat adalah organisme kehidupan;
(2) masyarakat memiliki sub-subsistem;
(3) masing-masing subsistem memiliki fungsi yang berbeza;
(4) fungsi-fungsi subsistem saling memberi kontribusi kepada subsistem lainnya;
(5) setiap fungsi akan terstruktur dalam masyarakat berdasarkan fungsi masing-masing. Meskipun pendekatan fungsional dan structural ini sering kali dikombinasikan, namun masing-masing mempunyai titik penekanan yang berbeza. Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Pendekatan fungsionalisme yang berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara pengorganisasian dan mempertahankan sistem. Apabila dikaji, kedua pendekatan ini sama-sama mempunyai penekanan yang sama khusunya tentang sistem sebagai struktur yang berfungsi.
Ciri dan jenis teori dibangun berdasarkan dasar teori, iaitu:
(1) masyarakat adalah organisme kehidupan;
(2) masyarakat memiliki sub-subsistem;
(3) masing-masing subsistem memiliki fungsi yang berbeza;
(4) fungsi-fungsi subsistem saling memberi kontribusi kepada subsistem lainnya;
(5) setiap fungsi akan terstruktur dalam masyarakat berdasarkan fungsi masing-masing. Meskipun pendekatan fungsional dan structural ini sering kali dikombinasikan, namun masing-masing mempunyai titik penekanan yang berbeza. Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Pendekatan fungsionalisme yang berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara pengorganisasian dan mempertahankan sistem. Apabila dikaji, kedua pendekatan ini sama-sama mempunyai penekanan yang sama khusunya tentang sistem sebagai struktur yang berfungsi.
2. Teori-teori behavioral dan cognitive
Teori-teori behavioral dan cognitive juga merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeza. Perbezaan utama antara aliran behaviorisme dan kognitif dengan aliran fungsional dan struktural hanya terletak pada fokus pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori behavioral dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memfokuskan pengajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memfokuskan pengamatannya pada diri manusia secara individual.
Teori-teori behavioral dan cognitive juga merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeza. Perbezaan utama antara aliran behaviorisme dan kognitif dengan aliran fungsional dan struktural hanya terletak pada fokus pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori behavioral dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memfokuskan pengajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memfokuskan pengamatannya pada diri manusia secara individual.
3. Teori-teori konvensial dan interaksional
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini, dianggap sebagai alat penghubung masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan ‘intereaksionisme simbolik’ sosiologi dan filsafat bahasa ordinar. Menurut teori konvensial dan interaksional, makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari interaksi. Oleh demikian itu, makna dapat berubah dari masa ke semasa dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok lainnya.
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini, dianggap sebagai alat penghubung masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan ‘intereaksionisme simbolik’ sosiologi dan filsafat bahasa ordinar. Menurut teori konvensial dan interaksional, makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari interaksi. Oleh demikian itu, makna dapat berubah dari masa ke semasa dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok lainnya.
4. Teori-teori kritis dan interpretatif
Kelompok teori ini terdiri gagasan-gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretatif. Meskipun ada beberapa perbedaan diantara teori-teori yang termasuk dalam kelompok ini, namun terdapat dua karatistik umum. Pertama, penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Kedua, makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered atau dasar pemahaman makna. Pendekatan teori interpretatif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati.
Kelompok teori ini terdiri gagasan-gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretatif. Meskipun ada beberapa perbedaan diantara teori-teori yang termasuk dalam kelompok ini, namun terdapat dua karatistik umum. Pertama, penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Kedua, makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered atau dasar pemahaman makna. Pendekatan teori interpretatif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati.
b. Teori-teori Konstekstual
1. Intra-personal communication adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Teori komunikasi intra-pribadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui panca-indra.
2. Interpersonal communication adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Teori antarpribadi umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi, dan karateristik komunikator.
3. Group communication adalah komunikasi yang dilakukan oleh kelompok dan teori ini memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil.
4. Organizational communication adalah komunikasi organisasi dan menunjuk kepada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
5. Mass communication atau sering disebut komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Teori ini memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dengan masyarakat, hubungan media dan masyarakat, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta impak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.
2. Interpersonal communication adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Teori antarpribadi umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi, dan karateristik komunikator.
3. Group communication adalah komunikasi yang dilakukan oleh kelompok dan teori ini memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil.
4. Organizational communication adalah komunikasi organisasi dan menunjuk kepada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
5. Mass communication atau sering disebut komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Teori ini memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dengan masyarakat, hubungan media dan masyarakat, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta impak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.
0 comments:
Post a Comment